Ketika seseorang punya keinginan untuk membeli mobil tertentu, kebanyakan fokus pada harga beli saja. Ketika uang simpanan cukup, merasa mampu memiliki mobil impian hanya dengan melihat harga beli mobil tersebut saja.
Atau mungkin ketika uang cukup untuk DP, kemudian hanya melihat bahwa angsuran masih mampu untuk dibayar setiap bulan. Hanya dengan tolak ukur itu saja, sudah merasa mampu memiliki mobil yang diinginkan.
Padahal mengukur mampu tidaknya memiliki mobil tertentu, bukan hanya dilihat dari itu saja. Tapi juga dari kemampuan merawatnya, termasuk pajak, dan kemampuan dalam hal penggunaan BBM. Kenapa bisa begitu?, berikut alasannya.
Mampu Tidaknya Memiliki Mobil Bukan Diukur Dari Kemampuan Membeli Tapi Kemampuan Merawat, Ini 4 Alasannya
1. Perbaikan dan pajak mobil normalnya tidak boleh ditunda, sedangkan membeli unit bisa dilakukan kapan saja
Ketika membeli mobil orang bisa merencanakan dalam waktu yang lebih panjang. Sehingga ketika dirasa belum sampai anggarannya, bisa ditunda karena tidak harus segera memilikinya. Sedangkan kerusakan itu tidak terduga, bahkan tidak masuk dalam rencana. Pajak meskipun bisa dimasukkan dalam rencana tapi memiliki batas waktu untuk dibayarkan segera. Jadi sebelum membeli mobil tertentu, lihat pajak dan perkiraan biaya perbaikan kalau rusak.
2. Beli mobil utama itu bukan untuk pajangan tapi untuk digunakan
Orang yang beli mobil satu-satunya, seharusnya memang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Atau minimal digunakan ketika membutuhkannya. Hanya saja banyak yang merasa kalau bawa mobil itu boros, akhirnya memilih menggunakan motor meskipun sebenarnya ingin menggunakan mobil. Untuk itu sebelum beli mobil, terkait konsumsi bbm sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan diri sendiri.
3. Menggunakan mobil fungsi tambahannya adalah demi kenyamanan, kalau ada yang tidak beres tentu kenyamanan itu tidak akan dirasakan
Bisa dibayangkan jika ada kerusakan tapi tidak rela mengeluarkan uang banyak untuk perbaikan. Kemudian mobil digunakan begitu saja karena selama masih jalan, dianggap baik-baik saja. Tapi jelas kenyamanan itu tidak akan dirasakan jika kondisinya tidak normal.
4. Sudah berapa banyak orang yang membiarkan mobilnya mangkrak karena kerusakan besar dan akhirnya dijual murah
Di lingkungan menengah ke atas mungkin jarang ditemui kasus macam ini. Tapi di lingkungan menengah kebawa, kasus macam ini sudah banyak terjadi. Ketika ada kerusakan berat, tidak mampu melakukan perbaikan. Hingga akhirnya mobil dibiarkan begitu saja. Seiring berjalanya waktu, mobil ketika berhasil diperbaiki dengan cara alternatif, kerusakan justru semakin menjalar dan bertambah. Akhirnya merasa keluar uang terus karena setiap waktu muncul kerusakan baru. Karena merasa lelah akhirnya mobil dijual murah karena tidak mampu untuk menjadikan kembali normal.
Kesimpulan akhir
Untuk itu sebelum membeli mobil, harap pertimbangkan pajak, konsumsi bbm, biaya perbaikan, dan biaya lain dalam kepemilikannya. Sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. Lebih baik beli mobil lebih mahal tapi untuk jangka panjang hemat di kantong, daripada beli mobil murah tapi akhirnya bisa bikin kantong jebol. Rajinlah bertanya pada orang yang lebih berpengalaman.
Baca juga: 5 Review Jujur Menggunakan Toyota Calya, Kelebihan Dan Kekurangan Sebagai Pengemudi