Pertanyaan umum yang sering ditanyakan dan bersifat tuntutan sosial kadang bisa membuat orang gerah bahkan merasa tidak nyaman. Tapi hal itu akan selalu ada menyesuaikan kondisi lingkungan. Dan umumnya, inilah urutan pertanyaan umum yang sifatnya tuntutan sosial dari orang lain.
Mulai Dari Kapan Nikah, Kapan Punya Anak, Ini 7 Urutan Pertanyaan Umum Terkait Tuntutan Sosial
1. Dimulai dari pertanyaan "kapan nikah"
Dan tidak lupa juga diberikan nasehat umum seperti "Kan kamu sudah dewasa, jangan pacaran terus. Nanti kalau sudah malas menikah bla bla bla". Ini adalah pertanyaan umum yang tentu ditanyakan ketika kita masih dalam tahap menemukan jati diri. Pertanyaan umum yang akan sering dialami oleh anak muda menjelang dewasa.
2. Berikutnya akan menjadi pertanyaan "Kapan punya anak?"
Menuruti pertanyaan tersebut akhirnya kita benar-benar menikah. Pertanyaan selesai?, tentu saja tidak. Akan muncul pertanyaan baru, kapan punya anak. Kadang ada embel-embel "punya anak itu bawa rejeki sendiri, jangan khawatir". Padahal orang lain belum tentu tahu kondisi internal, bisa saja sudah berusaha namun memang merasa sulit. Atau karena alasan tertentu menunda lebih dulu untuk memiliki anak.
3. Setelahnya tidak berhenti disitu, mulai muncul pertanyaan "Kapan dibikinkan adik?"
Karena tidak tahan dengan pertanyaan macam itu akhirnya punya anak. Tapi tidak berhenti disitu. Akan ada pertanyaan lain seperti "kapan punya adek" disertai nasehat kalau anak satu itu kasihan. Tidak ada teman dalam satu rumah.
4. Dan setelah itu, akan muncul pertanyaan lain "Anaknya masih tidur sama orang tua ya, kapan dipisah biar belajar mandiri"
Demi menuruti pertanyaan yang mengandung tuntutan, berusaha memisahkan anak agar belajar tidur sendiri. Kalau sudah ada kamar sih tidak masalah. Atau belum ada kamar tapi uang ada. Kalau kamar belum ada dan kebutuhan lain belum terpenuhi, terpaksa mengalah kebutuhan lain demi itu.
5. Tidak berhenti sampai disitu, pertanyaan berlanjut "Anaknya mau lanjut kuliah dimana?"
Setelah dewasa pun anak akan tetap jadi bahan pertanyaan yang bersifat tuntutan. Belum tentu orang tua mampu membiayai kuliah. Tapi kemudian kuliah tetap harus dilanjutkan karena tuntutan tersebut.
6. Setelahnya muncul lagi "Anaknya kerja dimana?. kan sudah lulus"
Lulus kuliah, belum tentu semua selesai. Kalau anak masih tampak nganggur juga jadi bahan pertanyaan. Disertai nasehat, anak itu jangan terlalu dimanjakkan. Meski orang tua mampu harus kerja biar mandiri.
7. Selanjutnya "Anaknya sudah berumur kok tidak segera disuruh nikah?"
Batasan menikah setiap daerah berbeda. Kemudian karena anak sudah dianggap sudah waktunya menikah, ada pertanyaan bersihat tuntutan untuk segera menikahkan anak. Belum lagi menyarankan pesta meriah besar dan orang tersebut minta diundang.
Kesimpulannya kita tidak pernah bisa berhenti memenuhi tuntutan sosial semua orang. Kita tidak akan bisa menyenangkan hati semua orang. Jadi keputusan hidup ada ditangan sendiri. Lakukan sesuai kemampuan dan jangan memaksakan diri untuk memenuhi tuntutan sosial orang lain.
Baca juga: 9 Ciri-ciri Tuan Rumah Sudah Mulai Bosan Sama Tamunya