Pedagang yang membutuhkan stok barang, seperti warung kelontong, toko pakaian, toko pertanian, voucher pulsa, dan masih banyak yang lainnya. Tentunya dalam berjualan tidak bisa langsung habis. Setiap saat butuh menambah stok dagangan agar aktivitas jualan tetap berjalan lancar. Meskipun sudah berusaha semaksimal mungkin, tetap saja akan mengalami beberapa 'derita' berikut ini.
7 'Derita' Pedagang Yang Membutuhkan Stok Barang Dalam Berjualan, Poin 3 Bikin Sakit Hati
1. Barang paling laku sudah habis, tapi mau belanja uangnya tanggung karena barang yang lain tidak terlalu laku
Misalnya saat belanja minimal ambil 10 macam jenis. Kemudian 1 jenis barang sudah habis terjual, sedangkan 9 jenis yang lain masih utuh atau cuma berkurang sedikit. Dampaknya uang yang ada hanya cukup untuk belanja 1 jenis produk yang paling laku. Jika tidak belanja maka produk paling laku masih banyak yang cari, tapi jika belanja uangnya nanggung. Otomatis terpaksa nombok dari uang lain.
2. Ada barang atau produk yang tidak laku-laku dan malah rusak atau kadaluarsa
Barang yang tidak bisa ditukar kembali otomatis kalau rusak atau kadaluarsa, pedagang akan merasakan kerugian tersebut.
3. Sudah terlanjur stok banyak produk paling laris, ternyata setelahnya produk lain yang banyak dicari
Misalnya produk A laku keras, pedagang stok berkali-kali lipat dengan harapan produk itu akan terus laris manis. Sayangnya setelah stok produk A sangat banyak, para pembeli malah cari produk B dimana produk B memiliki jumlah stok yang terbatas.
4. Semakin banyak varian, malah terkesan banyak barang yang kosong
Ketika kita mencoba produk baru untuk dijual, dan terus bertambah maka kesan barang kosong akan semakin dirasakan. Sebab barang yang sebelumnya ada sudah habis terjual meski dalam waktu lama. Mau dibikin komplit lagi, ada barang lain yang menjadi prioritas utama. Maka solusinya menambah stok secara perlahan berdasarkan mana yang paling laku.
5. Pembeli tanya produk tertentu, setelah tersedia tidak ada yang laku
Kita belum punya produk z, kemudian karena banyak yang tanya akhirnya kita menyediakan produk tersebut. Setelah tersedia, malah tidak ada yang beli sama sekali.
6. Ada pembeli yang datang mencari berbagai macam jenis produk, tapi kosong semua
Pembeli datang dengan niat mencari produk A, tapi kosong. Alernatif produk B tidak masalah, ternyata kosong juga. Sampai sini saja merasa bahwa kita sebagai pedagang tidak bisa memenuhi permintaan pembeli. Merasa menjadi pedagang yang kurang komplit diantara pedagang yang lain.
7. Stok menipis pada banyak jenis barang secara bersamaan
Karena terjual secara perlahan, tentu saja stok bisa menipis secara bersamaan. Pada saat itulah kita bingung mau menentukan mana yang akan ditambah stoknya lebih dulu. Sebab kita merasa semua produk laku meski secara perlahan.
Baca juga: 6 Cara Agar Warung Kelontong Tidak Banyak Yang Hutang