Banyak kejadian istri yang tetap bertahan meskipun suami sering melakukan KDRT. Biasanya dalam prosesnya, istri sudah mengajukan keinginan cerai, sudah pulang ke rumah orang tua, atau sekedar curhat dengan teman atau salah satu pihak keluarga. Namun apapun drama yang terjadi, akhirnya istri tetap memaafkan, padahal sudah ada pihak yang menyarankan untuk bercerai saja. Kira-kira kenapa ada istri yang melakukan hal seperti ini?.
7 Alasan Istri Tetap Bertahan Meski Suami Suka KDRT, Nomor 7 Bikin Emosi
1. Karena demi masa depan anak
Setelah dipikir-pikir, kasihan juga dengan anak. Bagaimanapun suami kejam pada istrinya, tetap saja dia adalah ayah kandung dari anak-anak. Sehingga istri rela mengalah demi masa depan anak, agar tidak menjadi korban di masa mendatang. Anak tetap mendapatkan 'kasih sayang' kedua orang tua dalam masa tumbuh kembangnya.
2. Demi mempertahankan 'nama baik' keluarga besar
Bagi sebagian besar orang, perceraian adalah aib. Sesuatu yang memalukan dan bisa menjadi bahan perbincangan para tetangga serta masyarakat yang mengenal. Karena hal itu, istri takut perceraian menjadi aib bagi keluarga. Bahkan kedua pihak keluarga jika tahu, tentu akan berusaha memberikan solusi agar nama baiknya tetap terjaga.
3. Seperti apapun, ikatan emosional masih kuat dirasakan
Sudah hidup bersama, memiliki keturunan, berbagi suka dan duka, dan keduanya sama-sama pernah merasakan kasih sayang yang teramat besar. Itu tentu saja tidak mudah untuk dihilangkan. Kebersamaan yang terjalin lama, membuat istri sulit untuk kukuh pada pendirian awal ketika merasakan sakit fisik dan hati karena KDRT
4. Ada perasaan tidak tega
KDRT jika sudah masuk ranah pidana, muncul rasa tidak tega jika suami harus tersiksa di penjara. Membayangkan kebebasan yang terenggut apalagi jika ada siksaan dari tahanan lain. Tentu saja istri jika tahu hal itu, tidak tega jika orang yang selama ini menemani dalam hidupnya harus merasakan semua itu.
5. Tidak siap dengan rasa kehilangan
Orang yang biasanya menemani tidur, mencari nafkah bersama untuk hidup, berbagi banyak cerita dan kisah, punya impian bersama, dan masih banyak lainnya tiba-tiba hilang dari kehidupan. Tidak semua orang siap dengan itu apapun kesalahannya. Meskipun tinggal bersama rasanya beda, apalagi pernah ada riwayat perselingkuhan. Belum lagi membayangkan, jika nanti ketemu tapi statusnya sudah orang lain.
6. Masih ada harapan untuk saling introspeksi diri masing-masing
Istri juga punya harapan, bahwa tindakan KDRT itu menjadi pelajaran bersama untuk saling memperbaiki diri. Dengan harapan keduanya bisa menjalani hubungan yang lebih baik. Masalah kenyataan nanti seperti apa, tidak ada orang yang bisa memastikan.
7. Karena plin plan dan terpengaruh oleh omongan orang
Awalnya sudah kukuh, bertekad ingin bercerai bahkan punya niat memenjarakan suami. Sudah ada dukungan dari banyak pihak dengan keputusan itu. Kemudian muncul pihak yang netral, berusaha memberi pengaruh untuk mendamaikan. Akhirnya, istri luluh dan berubah pikiran. Hal ini tentu saja bikin emosi pihak-pihak yang sebelumnya mendukung untuk bercerai.
8. Tambahan dari Soekardjo (FB) Karena ketergantungan terhadap suami dari segi finansial
Istri yang sudah terlalu bergantung pada suami dari segi finansial, tentu saja akan repot jika memaksakan diri untuk bercerai. Apalagi jika skill mencari uang sendiri dalam jumlah sesuai gaya hidup saat ini, kurang mumpuni.
Baca juga: 6 Macam Perasaan Suami Setelah Memukul Istri Berdasarkan Karakternya