Penulis hari ini mengganti oli dengan SAE yang lebih tinggi, yang tentu saja tingkatan kekentalannya lebih tinggi. Namun hanya meningkatkan lebih sedikit. Bukan karena iseng coba-coba tapi karena oli dengan SAE yang sesuai kebetulan habis. Dan dari itu, berikut dampak yang dialami kendaraan jika melakukannya. Berlaku untuk oli mesin dan oli gardan.
4 Dampak Jika Kita Mengganti Oli Dengan Yang Lebih Kental, Nomor 4 Bikin Nangis
1. Suara mesin menjadi lebih halus
Oli yang lebih kental akan memberi dampak suara mesin menjadi halus. Sebab kekentalan oli yang lebih tinggi, mampu meredam suara mesin. Hal ini lebih cocok untuk pedagang yang ingin membuat unitnya menjadi lebih halus.
2. Tapi tarikan menjadi lebih berat
Sirkulasi oli didalam mesin tentu saja menjadi lebih lambat, selain itu oli yang terlalu kental juga akan membebani putaran mesin. Dampaknya ketika kita melakukan akselerasi, tenaga akan berkurang. Di jalan tanjakan yang penulis coba, biasanya dengan gigi 2 meluncur dengan lancar namun setelah diganti dengan oli yang lebih kental tetap kuat namun tenaga seperti berkurang ketika hampir sampai diakhir tanjakan.
3. Pelumasan tidak maksimal
Pada kendaraan modern, apalagi eropa memiliki tingkat kerapatan yang lebih baik. Sehingga pelumasan dengan oli yang lebih kental tidak akan maksimal. Sehingga memang disarankan untuk menggunakan oli dengan tingkat kekentalan yang disarankan.
4. Konsumsi bbm menjadi lebih boros
Sudah pasti konsumsi bbm menjadi lebih boros dari biasanya. Tarikan yang berat serta perputaran mesin yang terhambat oleh kekentalan oli, akhirnya membuat kendaraan membutuhkan tenaga lebih. Pada rangkaian mesin mulai sistem pembakaran hingga sampai roda, tidak akan tersalurkan dengan baik. Akan ada tenaga yang terbuang dampak dari oli yang terlalu kental. Sehingga konsumsi bbm tidak lagi efisian. Tentunya ini tidak diinginkan apalagi harga bbm yang terus mengalami kenaikan.
Baca juga: 2 Alasan Ganti Oli Mesin Lebih Baik Tidak Menggunakan Kompresor