Saat ini banyak sekali produk tablet penghemat bahan bakar, yang mengklaim bisa membuat konsumsi bbm hemat hingga 20% bahkan ada yang mengklaim mampu menghemat hingga 50%.
Dengan klaim tersebut, banyak sekali reseller yang memasarkan produk tersebut dengan berbagai macam rayuan maut. Bahkan ada yang menggunakan sistem rekrut member untuk memasarkan produk tersebut. Apakah benar bahwa produk ini memberi dampak yang signifikan?.
Pengalaman Menggunakan Tablet Penghemat Bahan Bakar (Salatiga - Jakarta), Ini Hasilnya
Pengalaman dialami oleh penulis sendiri menggunakan mobil Terios Matik dengan kapasitas 1.496 cc, dari Salatiga ke Jakarta melalui jalur tol.
Penggunaan 2 tablet untuk setiap pengisian full pertalite. Terus terang saja, penulis tidak merasakan dampak apapun dari produk semacam ini.
Perjalanan menggunakan mobil tersebut, akselerasi tetap saja lemot sehingga untuk mengembalikan momentum yang hilang, penulis cenderung geser tuas transmisi dari D menuju gigi 3 agar lebih bisa melesat di jalanan.
Jika sepenuhnya menggunakan posisi D, akselerasi tetap lambat seperti biasanya. Dampak untuk konsumsi bbm pun tidak ada perubahan. Sehingga bisa dikatakan pengalaman menggunakan tablet penghemat bahan bakar ini tidak ada dampaknya sama sekali.
Mungkin cuma 1, dampaknya penulis dilihat orang lain ketika mengisi bahan bakar kemudian memasukkan pil penambah stamina untuk mobil terkait.
Kalau pendapat pribadi penulis, pil semacam ini tidak memberi dampak apapun. Entahlah kalau mungkin saja penulis yang kurang pas dalam komposisinya.
Kalau penulis sendiri, lebih cenderung fokus pada peningkatan pada bagian pengapian, memilih bbm dengan oktan yang sesuai, dan tentu saja komposisi bahan bakar dan udara harus seimbang. Selain itu kondisi busi harus benar-benar bagus untuk performa dan efisiensi bahan bakar.
Baca juga: Rumus Sederhana Mengemudi Mobil Hemat BBM Dari Petunjuk Jarum RPM