Oprek mesin sering sekali dilakukan oleh pemotor yang suka akan kecepatan, atau karena tidak puas dengan performa standar dari motornya. Apalagi dengan melakukan itu, ada kebanggaan jika motornya menjadi yang tercepat untuk kelasnya. Tapi kenapa jika motor dioprek cenderung rawan jebol, berikut penjelasannya.
4 Alasan Mesin Motor Jika Dioprek Jadi Gampang Jebol
1. Karena perubahan rasio kompresi
Oprek mesin akan meningkatkan rasio kompresi, misalnya sebelumnya 9:1 menjadi 16:1 yang akan membuat head silinder kurang kuat menahan rasio kompresi yang besar. Karena para jenius yang merancang awal, sudah memperkirakan batas kekuatan dari head silinder tersebut hanya mampu menahan raiso kompresi 9:1.
2. Ditambah semakin besar piston, semakin tipis dinding linier karena dikolter
Selain itu juga, head silinder akan semakin lemah karena dinding linier sengaja dikikis untuk memasukkan piston dengan diameter yang lebih besar. Sehingga semakin besar piston yang dimasukkan maka akan semakin tipis pula dinding liniernya.
3. Selain itu juga, mesin yang sudah dioprek akan merubah karakter pemiliknya.
Yang sebelumnya berkendara biasa saja, akan semakin 'brutal' saat berkendara. Apalagi jika motor sering dijadikan bahan uji coba test kecepatan dengan motor milik teman. Sehingga motor akan cenderung sering berada pada putaran yang tinggi.
4. Mesin akan lebih mudah panas apalagi tidak ada sistem pendingin
Karena ukuran piston yang besar akan membuat motor lebih cepat panas. Jika motor tidak ada radiator maka panas berlebih itu bisa menyebabkan overheat. Bahkan motor yang memiliki radiator pun bisa mengalami hal yang sama karena sistem pendingin yang ada sudah tidak lagi efektif.
Baca juga: 5 Keinginan Pengguna Motor Awam, Yang Biasanya Bikin Bengkel Ingin Tertawa