Kita cenderung mengabaikan tarif bengkel ketika menganggap kerusakan sepele, tapi biayanya mahal. Padahal bengkel cuma modal isolasi saja tapi biaya yang dibutuhkan seolah membengkak. Jangan berpikir buruk dulu, ini dia beberapa faktor yang membuat tarif bengkel jadi mahal.
6 Hal Yang Menjadi Faktor Penentu Tarif Bengkel Mobil Pinggiran, Biar Bisa Memprediksi Biayanya
1. Tingkat kerumitan
Tingkat kerumitan menjadi salah satu tolak ukur dalam menentukan tarif. Makin rumit, maka akan makin mahal biayanya. Makanya kerusakan elektronik cenderung mahal karena meskipun cuma modal tester, isolasi, dan gunting saja, kalau mencarinya sulit maka biaya juga akan mahal. Karena disini, yang dibayar bukan bahan apa yang digunakan, tapi ketelitan dalam memperbaikinya. Jadi kalau kalian memperbaiki bagian elektronik kemudian butuh waktu lama bahkan bongkar banyak komponen untuk menemukan kerusakan, biasanya tarifnya akan mahal.
2. Harga alat khusus untuk perbaikan
Misalnya scanner yang harganya bisa mencapai puluhan juta, maka menggunakan alat ini tentu biaya juga mahal. Bukan masalah aji mumpung, tapi alat-alat khusus yang harganya mahal juga memiliki batas usia pakai, bahkan dari waktu ke waktu juga butuh upgrade.
3. Waktu pengerjaan
Semakin lama juga akan semakin mahal, sebab waktu yang dibutuhkan akan semakin lama. Apalagi bengkel yang memiliki karyawan dengan sistem gaji harian atau bulanan, tidak mungkin kan disubsidi dari mobil lain. Maka jika 1 mobil butuh waktu 2 hari pekerjaan, dan satu hari di pegang 2 orang, anggap saja gaji mereka 100 ribu, tidak mungkin tarif perbaikannya cuma setara gaji tersebut.
4. Skill tinggi dimana prosesnya butuh belajar lama, atau menghabiskan biaya banyak
Misalnya dalam mempelajari baik sendiri atau berbayar, membutuhkan biaya banyak. Contohnya perlu melakukan percobaan beberapa kali baru bisa menemukan settingan yang tepat. Atau untuk menguasainya, butuh kursus dalam waktu yang sangat lama.
5. Skill khusus yang hanya dipahami segelintir mekanik
Skill khusus yang memang hanya dipahami oleh beberapa orang saja. Dimana tidak semua mekanik bisa mengatasi masalah tersebut. Biasanya mekanik seperti ini memiliki pelanggan bukan hanya dari kalangan pengguna, tapi juga sesama bengkel.
6. Tingkat resiko yang terlalu besar
Ada juga pengerjaan yang memiliki resiko besar jika salah dalam penanganan. Prosedur yang tidak urut bisa menyebabkan kerusakan makin parah. Bahkan teman penulis pernah mengalami mobil konslet dan meledak. Kalau bagian ini, tidak semua mekanik berani melakukan pekerjaannya.
Baca juga: 7 Alasan Perbaikan Di Bengkel Resmi Jauh Lebih Cepat Daripada Di Bengkel Pinggiran