Belum lama ini ramai berita usulan masa berlaku SIM seumur hidup. Usulan yang disampaikan oleh anggota DPR Benny K Harman ini tentu saja banyak menyita perhatian berbagai kalangan. Beliau beralasan perpanjang SIM setiap 5 tahun hanya akan menjadi ajang pungli. Usulan ini disampaikan dalam rapat kerja komisi III DPR dengan Korlantas Polri. Jika saja usulan ini benar-benar terealisasi, tentu saja ini beberapa dampak yang akan dirasakan masyarakat.
Usulan SIM Berlaku Seumur Hidup, 4 Dampak Baik Buruknya Bagi Masyarakat, Setuju?
1. Akan lebih banyak masyarakat yang bisa berhemat
Sebab kebanyakan masyarakat tidak 'menyiapkan' uang khusus untuk biaya perpanjangan SIM. Untuk kaum keuangan mepet pada beberapa kondisi ini dianggap memberatkan (perpanjang SIM). Sebab biaya perpanjang kebanyakan diambil dari biaya kebutuhan hidup yang lain.
2. Lowongan sopir akan semakin ketat
Dari kebanyakan sopir yang sudah lama tidak dapat pekerjaan, kebanyakan karena alasan SIM yang sudah mati. Sehingga untuk melamar pekerjaan sebagai Sopir, biasanya harus modal SIM dulu. Dengan masa berlaku SIM yang seumur hidup, tentu saja persaingan akan lebih ketat, dan seleksi sopir pun akan semakin sulit. Sebab orang-orang yang sebelumnya enggan melamar kerjaan karena SIM mati, menjadi kandidat calon pelamar yang lebih memiliki peluang untuk diterima.
3. Akan lebih banyak orang yang sembarangan di jalan karena alasan ini
Ketika orang sudah bertahun-tahun tidak mengemudi mobil atau berkendara motor, kemampuan itu bisa menurun. Apalagi jika sebelumnya belum benar-benar mahir. Sehingga akan semakin banyak pengguna jalan yang asal-asalan. Sebab meskipun sudah bertahun-tahun tidak 'menginjak' jalan raya, kapan saja ke jalan raya tetap dianggap legal. Tapi sepertinya ini bukan masalah, karena banyak juga pemilik SIM (dengan aturan perpanjang 5 tahun sekali), tidak memiliki skill yang baik saat di jalan raya.
4. Bahkan akan semakin banyak, orang dengan penurunan fungsi tubuh yang tetap dianggap legal mengemudi di jalan raya
Fungsi SIM jika sesuai prosedur tentu saja untuk mengukur kelayakan seseorang berkendara di jalan raya. Jika SIM dijadikan seumur hidup, tentu saja akan banyak orang yang mulai kabur pandangan, fokus tidak bagus, tetap berada di jalan raya. Akan semakin banyak Lansia yang sebenarnya tidak layak berkendara, akhirnya membahayakan pengguna jalan lainnya.
Jadi menurut pendapat pribadi, untuk menghilangkan pungli bukan dengan membuat SIM menjadi seumur hidup. Yang perlu dirombak adalah sistem pembuatan SIM yang harus dibenahi perlahan.