Kenalan mimin yang sudah bangkrut karena judi online itu banyak sekali. Yang tadinya termasuk pengusaha sukses tiba-tiba seluruh harta habis, sampai ada yang kehilangan pekerjaan mentereng karena diberhentikan perusahaan. Ada juga yang punya usaha kecil-kecilan juga habis. Tidak sampai disitu saja, sebagian besar meninggalkan hutang di mana-mana. Dari pengalaman mereka, penulis menemukan berbagai macam cara berpikir baru atas kondisi itu. Dan berikut ini beberapa cara berpikir orang yang sudah bangkrut karena judi online.
7 Cara Berpikir Orang Yang Sudah Bangkrut Karena Judi Online
1. Pikiran fokus ke cara mendapatkan uang besar dengan cepat
Orang yang sudah bangkrut karena judi online, biasanya punya keinginan untuk bisa mendapatkan uang dengan cepat dalam nominal besar. Setiap diberi kesempatan atau peluang yang hasilnya dianggap kecil, biasanya enggan untuk mengambilnya. Padahal peluang tersebut bagi perintis terbilang cukup untuk melanjutkan hidup. Tidak jarang orang dalam kondisi ini, berpotensi terjerumus pada peluang yang menyesatkan kembali.
2. Abai terhadap peluang atau pekerjaan yang hasilnya kecil
Ketika ada lowongan kerja atau peluang usaha di depan mata pun sering sekali abai dan kurang memperhatikan. Cara berpikirnya peluang tersebut dianggap sia-sia karena tidak segera bisa menyelesaikan masalahnya. Dampaknya mereka cenderung lebih memilih diam daripada gerak asal ada pemasukan tambahan.
3. Mulai pintar dalam mendapatkan target orang yang bisa dipinjami uang
Kalau peluang kecil abai, sebaliknya justru jeli jika melihat orang yang tampaknya punya banyak uang. Biasanya punya daftar orang yang akan dipinjami uang. Dan uniknya sebagian besar cukup mudah untuk mendapatkan pinjaman uang. Dan umumnya makin tambah waktu maka makin banyak hutangnya jika cara berpikir ini benar-benar diterapkan dalam tindakan.
4. Cenderung percaya diri keberuntungan akan ada jika berjudi lagi
Judi online nemang candu, apalagi sudah nyata bangkrut tapi masih berkumpul dengan teman yang hobinya sama. Apalagi ada teman yang menang banyak dan koar-koar dengan kemenangan tersebut. Kalaupun dapat uang untuk modal usaha pun, mereka cenderung akan berjudi lagi. Susah banget sembuhnya jika masih berinteraksi dengan sesama penjudi.
5. Cenderung lebih mudah percaya dengan penjual mimpi
Kalau sudah begini, mereka cenderung yakin dan percaya dengan penjual mimpi. Misalnya modal sekian juta saja bisa dapat rumah dan mobil tidak sampai 1 tahun, atau teknik marketing abal-abal lainnya. Sebab fokus mereka adalah bisa segera dapat uang dalam jumlah besar.
6. Kadang kepikiran jalan pintas entah perdukunan atau cara dapat uang yang tidak benar
Perdukunan bisa menjadi alternatif pilihan karena diyakini bisa mendapatkan uang dengan lebih cepat. Padahal ujung-ujungnya nanti bakal terjerumus lebih dalam. Bahkan ada juga yang berpikir melakukan tindakan kejahatan asal bisa mendapatkan uang dengan cepat dan mudah.
7. Cenderung optimis kalau cerita peluang baru pada orang lain
Sudah banyak penulis bertemu orang seperti ini. Kalau menceritakan peluang yang hasilnya besar, cenderung optimis dan menggebu-gebu. Seolah jika ada uang yang cukup, usaha yang jadi idenya akan sangat lancar. Padahal penulis tidak sekali dua kali, menemui orang yang terlalu optimis tapi ketika melaksakan hasilnya nol besar. Bangkrut lagi dan akhirnya tambah mblangsak.