Setelah berita tentang pembakaran bos rental di Sukolilo ketika hendak ambil mobil sendiri viral, ternyata mulai banyak pengakuan pemilik rental mobil yang menjadi korbannya. Mulai dari yang disuruh merelakan asal selamat, hingga yang harus rela mengeluarkan uang sendiri untuk mobil yang digadaikan.
Seperti yang dialami oleh pemilik rental di salah satu kota di Jawa Tengah, AR yang mengalami kejadian tersebut.
Awalnya penyewa bukan berasal dari Sukolilo, penyewa berasal dari kota lain yang datang ke rental mobil AR.
Setelah mencapai batas waktu kesepakatan, ternyata mobil tidak kunjung dikembalikan.
Melalui proses yang panjang akhirnya mobil berhasil terdeteksi lokasi keberadaannya. Tidak lain dan tidak bukan mobil berada di Sukolilo.
Demi keamanan, AR sudah membawa 2 oknum TNI. Sampai di lokasi mobil berada, pihak "penadah" tidak begitu saja menyerahkan unit karena statusnya hanya menggadai, atau sudah keluar uang.
Dengan ancaman dibakar jika memaksa untuk diambil, AR lebih memilih menebus uang sesuai nominal awal mobil digadaikan dengan catatan mengetahui siapa sosok yang menggadaikan kepada warga Sukolilo tersebut.
Transaksi pun dilakukan di wilayah yang cukup sepi dimana ada beberapa orang yang ikut mengawal warga tersebut.
Hasil akhirnya AR berhasil mengambil unit yang digadaikan dengan cara menebusnya. Dan setelahnya, rental AR tidak lagi lepas kunci pada orang yang tidak dikenal. Untuk orang asing wajib plus sopir jika ingin menyewa di tempatnya.
Pelajaran dari kejadian tersebut, meskipun sudah memakai prosedur pendampingan, tidak menjamin akan aman. Sebab sudah terkenal sejak lama, daerah tersebut memang rawan jika melakukan pengambilan unit milik sendiri entah yang digelapkan maupun digadaikan. Menurut pengakuan AR, "pengawalan" terhadap warga Sukolilo lebih keras daripada pendampingan dari luar daerah.